Berbicara mengenai uang dan mengelola keuangan, maka pastinya ada pendapatan dan pengeluaran… Walaupun kita tidak tahu rezeki itu akan datang kapan dan dimana saja, tapi bagi Anda yang masih bekerja dan mendapatkan ujroh (upah) setiap bulannya sudah pasti terbayang dan diterima dengan jumlah yang ditentukan.
Tapi untuk yang tidak mendapat gaji perbulan juga jangan dikira gak akan kebagian rezeki, semua itu sudah Allah tentukan dengan catatan Takwa.
Bijak finansial Dalam Masa Pandemi Corona
Ketika masa pandemi ataupun tidak, kegiatan mengelola uang haruslah tepat, karena banyak kasus baik dari perempuan ataupun laki-laki yang kelimpungan ketika uangnya habis entah dipakai untuk hal apa saja. Pada detik-detik akhir bulan uang di tabungan sudah habis dan harus meminjam ke teman atau lainnya.
Ketika masa pandemi corona yang belum pasti sampai kapan akan berakhir ini, maka haruslah bijak dalam mengelola keuangan, belajar mulai dari keadaan yang menghimpit seperti sekarang, syukur-syukur menjadi habits atau kebiasaan baik sampai nanti keadaan membaik keuangan Anda sudah terencana dengan baik pula.
Ketika kita sudah berpegang pada prinsip-prinsip yang sudah kita tanamkan dalam diri tanpa harus mengalami kebingungan, karena prinsip mampu memberikan tujuan dan pencapaian yang jelas pada kehidupan.
Ada sebuah prinsip baik dan juga menguntungkan “Menguasai dunia tanpa dikuasai dunia” yakni hidup tenang dan nyaman tanpa merasa gundah dengan gemerlap dunia yang penuh tipu daya, yang namanya menguasai bukan hanya sekedar memiliki segalanya tapi mengelola dengan baik keadaan sehingga mampu digenggam dan dikendalikan tanpa harus ketakutan karena kekurangan. Tapi tepat dalam pengelolaan adalah kuncinya.
Cerdas Mengelola Keuangan,
Keahlian Untuk Semua Kalangan
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.” (QS. Al-Isra’: 26-27)
Percuma saja jika pendapatan besar, bisa membeli hal yang diinginkan, tapi pengelolaan kurang tepat Anda sudah dikuasai dunia, Anda tidak sadar bahwa hidup bukan satu hari, satu bulan, atau satu tahun saja. Sama hal nya dalam pendapatan, Anda tidak akan tahu pasti kapan akan gulung tikar. Datangnya pandemi corona ini juga menjadi rahasia ilahi yang menyadarkan bahwa kita harus takwa, dan pandai mengelola baik , berprinsip dalam mengelola keuangan maupun yang lainnya.
Seorang infulencer mengatakan dalam mengelola keuangan dengan baik adalah :
- Untuk menabung di awal bulan atau ketika mendapatkan penghasilan,
- Berani untuk menulis kebutuhan bulanan, karna dengan menulis kita mengetahui berapa yang harus kita keluarkan setiap bulannya
- Poskan dana sesuai dengan yang telah dianggarkan,
- Menyiapkan dana darurat dr pengahasilan yang didapat setiap bulannya,
Anda dapat membuat rancangan pengeluaran untuk zakat dari pendapatan, berapapun yang didapat setiap bulan harus terhitung dan dikeluarkan untuk zakat atau sedekah 2,5% dari pendapatan. Ini penting dan akan menjadi kebiasaan baik ketika Anda sudah memiliki pendapatan lebih besar misal dengan pendapatan 15 digit Anda sudah terbiasa untuk berzakat.
“Bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian”. (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 11)
Selanjutnya apabila Anda memiliki hutang atau angsuran ada baiknya utamakan untuk menyisihkan dalam keperluan ini lebih dahulu. Berapaun besarnya hutang yang dimiliki, optimis dan tetap tersenyum dan targetkan kapan hutang akan selesai. Dengan adanya target Anda dapat menghitung berapa uang yang harus disiapkan setiap bulannya untuk hutang.
“Barangsiapa utang uang kepada orang lain dan berniat akan mengembalikannya, maka Allah akan luluskan niatnya itu; tetapi barangsiapa mengambilnya dengan Niat akan membinasakan (tidak membayar), maka Allah akan merusakkan dia.” (Riwayat Bukhari)
Tabungan, sisahkan 20-30% untuk menabung, penting dalam menabung karena kita tidak tahu besok akan ada pandemi yang bagaimana lagi? apakah lebih dari pandemi corona? syukur-syukur kalau tabungannya di investasikan ke properti syariah lebih berkah dan mendapatkan pasive income dari keuntungannya. Dan sebetulnya untuk dana tabungan ini bervariatif, Anda dapat membedakan beberapa tabungan lebih rinci, misal dari 20% yang ditabung ini terbagi menjadi tabungan pembelian aset, atau tabungan pendidikan Anak atau Anda sendiri.
“Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.” (H.R Bukhari)
Rincian selanjutnya dana operasional,dana operasional ini dapat dicontohkan biaya sewa rumah, bayar listrik, bayar air, ongkos pulang pergi, isi bensin, beli kuota, beli isi gas LPG, atau lainnya. Anda harus catat seluruh kebutuhan selama satu bulan yang berhubungan dengan berjalannya operasional. Jika Anda tidak bayar listrik bagaimana Anda bekerja dan menonton TV dirumah?
Dana tidak terduga, sisahkan mulai dari 10%, dana ini untuk menutupi keperluan yang tidak dikira apa yang akan terjadi dalam 1 bulan ini, dana ini adalah penolong pertama dengan tidak mengganggu tabungan yang sudah disimpan.
Terakhir dana kebutuhan pokok, ini berhubungan dengan kebutuhan makan, catatkan berapa kilo gram beras yang dibutuhkan dalam 1 bulan untuk Anda konsumsi, sayur, telur, dan kebutuhan pokok lainnya.
Coba kita contohkan dengan hitungan berikut :
Apabila Anda tidak memiliki hutang, ini dapat menambah untuk dana tabungan per bulannya. dengan rincian tabungan yang jelas, yakni untuk pembelian aset / barang atau hal lain seperti pendidikan.
Jangan sampai harta yang kita simpan menjadi fitnah dengan menimbun atau menyembunyikan dalam syara’ itu yang berarti ihtikar yang artinya adalah tindakan menyimpan atau menimbun harta yang tidak ingin dijual atau diberikan kepada orang lain yang akan menyebabkan keserakahan.
Lalu, bagaimana apabila pendapatan berkurang?
Ingat kebutuhan, catat dan utamakan priorotas kebutuhan yang dirasa tidak perlu coret terlebih dahulu, kesampingkan dahulu keinginan, apalagi hanya sekedar untuk gaya dan pamer. Anda juga bisa Contoh, jika pendapatan yang kita peroleh minim maka prioritaskan kebutuhan pokok & operasional terlebih dahulu. Setelah itu, Anda baru bisa menganggarkan untuk bayar hutang, dana darurat, tabung maupun dana lainnya.
Nantikan informasi lengkap informasi proeprti syariah lainnya di Saudagar Aps.